Golongan Manusia menurut Imam Ghazali

|

Tanggal 12 Februari 2011 ba'da
isya' pengajian ranting 2
mengundang ustadz Mufti dari
ranting 1\r \r
Kali ini pertemuan mingguan
bertepatan di rumah P. Andi M
\r
\r
\r Pengajian diawali dengan
sebuah penuturan Ibnu Majah
tentang prediksi dimana
dimasa depan nanti akan
datag tahun yang penuh
dengan penipuan. Dusta dianggap benar,pnghianat jd
pemegang amanah, dan yang
jujur justru dianggap
penghianat.\r
Saat itulah ruaibidoh muncul.\r \r
Pembicaraan yang salah
menjadi guru bagi
penontonnya.\r
Maksudnya adalah seseorang
yang jauh dari perhelatan suatu bidang turut
berkmentar pada suatu
bidang tersebut. Misal tentang
pengharaman rokok yang
berkomentar adalah para
petani cengkeh. Sudah pasti jawaban seperti apa yang
akan muncul dapat diketahui
sebelumnya. Menurutku
sebagai pemuda hal ini masuk
akal dan GAK BENER atau
SALAH.\r {sedikit tambahan dari saya,
sebenarnya zaman nabi
Muhammad hanya ada dua
hukum, halal dan haram.
Lepas beberapa waktu ada
sahabat yang protes. Kurang lebih seperti ini kalimat
protesnya, "Wahai Rasulallah.
Bukankah kami sebelum
menjadi pengikutmu yang
setia kami adalah
penentangmu yang setia. Maksiat, minum,
pembunuhan,shisha atau yang
lainnya merupakan kebiasaan
kami. Kalau kau
mengharamkannya bisg-bisa
kami stres ya rasul,bukankah kami manusia yang butuh
pelampiasan akibat nafsu
kami". Setelah protes ini
muncullah toleransi seperti
peristiwa isra' mi'raj tentang
penawaran jumlah sholat. Selang beberapa waktu
muncullah istilah 'makruh'.
Demikian halnya dengan
'sunnah', saat itu sholat malam
serta sholat duha dijalankan
tiap hari dan bisa dikatakan sebagai suatu keharusan.
Tetapi lagi-lagi sahabat protes
tentang ketaksanggupannya.
Sehingga muncullah 'sunnah'.
Begitu juga dengan hukum
yang mengatakan suatu itu mubah. Jikalau diantara kita
masih ada yang merokok,
yang katanya sudah tidak
bisa berhenti lagi, alangkah
baiknya jika berhenti
perlahan, atau minimal jangan merokok ditempat umum}
NB:mohon dikritisi.\r
\r
Kembali pada materi,\r
ketika ada pertanya'an yang
diajukan pada org yang salah maka pasti jawabannya jauh
dari benar.\r
\r
Siapa yg mudah tertipu dia
adalah yang pemahamannya
lemah.\r \r
Imam Ghazali membagi 4
bagian kriteria manusia.\r
\r
Sprti kasus ahmdiah di
tmanggung. Tentang adanya pelecehan terhadap umat
islam. Jadi kasus ini
tersamarkan akibat dari
pertanyaan yang jatuh pada
orang yang salah. \r
\r Imam Ghazali membagi
kriterianya menurut Khalil
ibnu Ahmad\r
\r
1. I don't know that I don't
know.\r seseorang yang tak tau apa-
apa dan dia tak tau kalau dia
tak tau. Menurut beliau maka
tinggalkan golongan ini.\r
\r
2 I know that I don't know. Saya tau kalau saya tak tau.
Inilah golongan yang harus
dirangkul dan diajak belajar
karena sadar akan dirinya.\r
\r
3. I don't know that I know. Saya tidak tau kalau saya tau.
Maka golongan ini harus
dibangunkan atau kalu tidak
golongan ini bisa dimanfaatkn
orang yang tau keahliannya
sekalipu orang itu tak berkeahlian.\r
\r
4. I know that I know. Saya
tau kalau saya mengetahui.\r
\r
Kalau diperhatikan 4 golongan ini semuanya berbahaya. Bisa
merusak Lingkungan atau
dirinya sendiri. Apalagi
golongan keempat yang
menimbulkan riya'. Atau
mungkin bukan dari golongan keempat,tapi ngaku-ngaku
dari golongan keempat.\r
\r
\r
Untuk waktu diskusi saudara
Fendi dan saudara Sardianto menambahkannya. Ceritanya
begini, sewaktu Mas Fendi
bekerja (fotografer) di
Glenmore, mas Fendi
mendengar pernyataan ulama'
besar bahwa sewaktu Ibunda Rasullallah Muhammad
mengandung, beliau
membacakan surat Yusuf.
ULama' ini sebenarnya yang
besar apanya se? Masih
ambigu sebenarnya. Pertanyaannya juga selaras
dengan mas Sardianto, Lantas
bagaimana dan seperti apa
kriteria ulama' itu?\r
\r
Jawbannya terdapat disurat Fatir, ulama adalah orang
yang takut pada Allah. Maka
semakin takut semakin
ulama'lah dia. Tapi ingat nang
wong tuwek ojok ulamak
(b'canda mode on). Jangan liat ulama' dari simbol dan
sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 TeNtaNg Muhammadiyah KaLibaru.,- | Template Blue by TNB